Republikmenulis.com -- PPQ merupakan singkatan dari Pengusaha Pecinta Al-Qur'an, sebuah komunitas yang didirikan oleh Akhmad Basori atau yang akrab disapa Mr. Joss. Komunitas bisnis ini menggabungkan nilai spiritual Al-Qur'an dengan prinsip kewirausahaan. Komunitas yang berdiri sejak 7 tahun lalu dengan visi "Menciptakan pengusaha yang memiliki karakter Qurani, sehingga menjadi kaya sekaligus lebih taqwa". Visi ini bertujuan agar bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai keislaman, khususnya pengamalan Al-Qur'an, dalam dunia bisnis agar pengusaha tidak hanya sukses secara materi tetapi juga kuat dalam aspek spiritual dan etika. Melalui pendekatan ini, PPQ ingin menciptakan model bisnis yang berkah, berorientasi pada kejujuran, amanah, dan keberkahan dalam kehidupan.
Komunitas bisnis ini berlandaskan keteladan terhadap Nabi Muhammad SAW yang juga seorang pengusaha sukses dengan modal akhlak mulia seperti jujur, disiplin, dan terpercaya. Mr. Joss menjadikan Rasulullah sebagai Role Model atau contoh dalam berdagang. Sebagaiman akita ketahui Bersama, Rasulullah mulai terjun ke dunia bisnis sejak muda dengan berkeliling ke berbagai negeri dan selama hampir 28 tahun beliau menjalankan bisnis dengan integritas tinggi hingga mendapat gelar "Al Amin" (yang terpercaya). Dari sini, komunitas PPQ terinspirasi agar pengusaha muslim dapat menegakkan usahanya dengan nilai luhur yang diajarkan oleh agama.
Pendekatan PPQ relevan dengan teori Glock & Stark (1968) tentang dimensi religiusitas. Teori ini menjelaskan bahwa religiusitas memiliki lima dimensi utama: kepercayaan (belief), praktik ritual (ritualistic), pengalaman religius (experiential), pengetahuan religius (intellectual), dan implikasi sosial atau konsekuensi kongregasional (consequential). Dalam konteks PPQ, kelima dimensi ini terlihat jelas. Kepercayaan ditegakkan melalui keyakinan pada nilai spiritual Al-Qur'an dalam bisnis, praktik ritual tampak dalam pentingnya amalan rutin seperti Tahajud, Dhuha, Sedekah, dan Tilawah Qur'an (TDST). Pengalaman religius terbangun melalui pendalaman spiritual seperti kegiatan umroh dan qurban. Pengetahuan religius diperkuat dengan program pelatihan dan bimbingan oleh mentor yang berkompeten, termasuk materi motivasi dan prinsip etika Islami. Sedangkan konsekuensi kongregasional terwujud dalam jaringan bisnis yang saling mendukung dan mendoakan serta aktivitas sosial yang mempererat hubungan antar anggota komunitas.
PPQ secara rutin mengadakan program pelatihan lanjutan yang dikenal dengan nama "Kuliah Gratis Sebulan Jadi Pengusaha" (SJP). Program ini berlangsung secara online melalui platform Zoom dan YouTube dengan durasi sembilan sesi yang mengupas berbagai aspek bisnis dan spiritualitas secara mendalam. Pada setiap sesi, para peserta didampingi oleh mentor-mentor berpengalaman, termasuk Mr. Joss sendiri, serta tokoh-tokoh inspiratif seperti Dr. Amir Faishol dan Dr. Sandiaga Uno yang memberikan materi motivasi, strategi bisnis, dan prinsip etika Islami dalam usaha. Program ini tidak hanya fokus pada aspek teori, tetapi juga memberikan panduan praktis dan pembentukan mindset pengusaha yang pantang menyerah, inovatif, dan selalu mengedepankan keberkahan dalam berbisnis.
Komunitas ini juga sangat menekankan pentingnya amalan spiritual yang konsisten sebagai fondasi utama dalam berbisnis. Mr. Joss sering mengingatkan anggotanya agar rutin menjalankan amalan seperti Tahajud, Dhuha, Sedekah, dan Tilawah Qur'an (TDST) demi mendatangkan keberkahan dan kemudahan dalam usaha. Pendekatan ini memperlihatkan keseimbangan antara usaha keras dan ketergantungan penuh kepada Allah SWT. Pendekatan holistik ini membedakan PPQ dari komunitas bisnis lain, di mana spiritualitas tidak hanya sebagai pelengkap tetapi menjadi roh dan kekuatan dalam setiap langkah pengusaha untuk terus bertumbuh dan berinovasi dengan sikap tawakal dan istiqamah.
Salah satu motto yang dipegang teguh oleh komunitas PPQ adalah "Habis Tilawah, Hajar-hajaran Jualan." Motto ini menggambarkan semangat anggota PPQ untuk selalu mengawali aktivitas bisnisnya dengan tilawah Al-Qur'an secara rutin, termasuk program tilawah "1 day 1 juz" yang dilakukan secara berkelanjutan. Selain itu, komunitas ini juga aktif menjalankan berbagai kegiatan sosial dan keagamaan, seperti program umroh untuk anggota yang ingin memperdalam spiritualitas, serta program qurban yang diadakan secara kolektif. Kegiatan-kegiatan tersebut bukan hanya memperkuat ikatan spiritual antar anggota, tetapi juga menjadi media aktualisasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari dan dunia usaha.
Program-program yang dibuat dan dijalankan memberikan nilai tambah dalam pengembangan bisnis para anggotanya yakni dengan membangun jaringan usaha yang saling mendukung dan mendoakan satu sama lain, sehingga sudah tercatat ratusan lebih anggota yang sukses menjadi pengusaha. Fakta membuktikan bahwa pendekatan PPQ sangat efektif, banyak anggota yang tergabung dalam komunitas ini mampu mengelola usaha dengan lebih baik setelah mengikuti pembinaan dengan menggabungkan usaha keras dengan nilai spiritual seperti kesabaran dan kejujuran. Hasilnya, selain mengalami peningkatan omset, mereka juga telah berhasil melunasi utang, membeli rumah dan kendaraan secara tunai, serta menunaikan ibadah umroh, sehingga ketenangan batin dan keberkahan dalam usaha tentu sangat dirasakan oleh mereka.
Hadirnya PPQ juga fokus membantu pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang selama ini rentan mengalami kegagalan terutama di masa awal usaha melalui pembinaan terpadu yang menggabungkan ilmu bisnis dan spiritualitas. Secara teoritis, hal ini mendukung dimensi konsekuensi kongregasional Glock & Stark yang menegaskan pentingnya keterlibatan sosial dan jaringan sebagai faktor keberhasilan religiusitas dalam membentuk perilaku positif. Sehingga diharapkan juga bagi pemerintah dapat menjalin kerja sama dan memberikan dukungan agar nilai-nilai etika dan spiritual dalam dunia bisnis dapat tersebar luas, khususnya di kalangan pelaku UMKM. Dengan adanya kolaborasi yang erat, komunitas PPQ dapat menjadi teladan bagi pengusaha muslim Indonesia dalam menciptakan bisnis yang tidak hanya menghasilkan keuntungan, tetapi juga membawa manfaat yang luas, keberkahan, serta memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan berlandaskan prinsip-prinsip moralitas tinggi. (Kontributor: Nurul Ifani, Mahasiswi STIS Al Wafa)