Saat ini Indonesia sedang memasuki bonus demografi. Artinya, dalam konteks jumlah angkatan kerja atau penduduk produktif yakni 15-64 jauh lebih besar dibandingkan usia dibawah maupun di atasnya. Kondisi ini telah dimulai sejak 2020 hingga 2030 mendatang, yang mana pada rentan waktu tersebut diprediksi usia produktif akan menyentuh 70 persen. Jarak usia mahasiswa yang notabenenya adalah 20-24 tahun juga mencapai 23 persen.
Hal ini menjadi indikasi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk terus menjalankan kehidupan produktif setiap waktunya. Begitupun dengan para ekonom robbani yang tidak seharusnya luntur semangat dalam memperjuangkan ekonomi syariah di masa depan.
Ekonomi nasional terus meningkat dengan adanya pangsa ekonomi syariah meskipun beberapa tahun ke belakang terjadi sebuah peristiwa besar COVID-19. Bank Indonesia melalui pencatatannya terdapat kontribasi bagian sektor halal value chain atau rantai nilai halal sebesar 25 persen. Selain itu, sektor rantai nilai halal ini membuktikan kinerja lebih baik dengan kontraksi sebanyak minus 1,7 persen.
Indonesia sendiri memiliki potensi besar dalam pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah dengan peluang beberapa sektornya. Pada tahun 2019 pangsa pasar industri halal lokal terhadap global telah mencapai 11 persen. Hal ini juga didukung dengan jumlah penduduk muslim yang memiliki presentasi sebesar 87 persen.
Indonesia juga memliki wadah FoSSEI yang merupakan sarana silaturrahmi dan kajian-kajian ekonomi syariah di kalangan Mahasiswa. Dengan visi besarnya yang terpampang, yakni membumikan ajaran Islam di bidang ekonomi. Organisasi dengan kelahiran 13 Mei 2000 ini memiliki segudang harapan besar untuk memajukkan ekonomi syariah di Indonesia. Dengan segala pergerakannya di berbagai sudut, FoSSEI menjadi salah satu pionir ekonomi syariah ddi lingkup nasional.
Di samping itu, banyak lika-liku yang terjadi dalam pergerakan ekonomi syariah saat ini. Di tengah-tengah maraknya program-program penunjang karir, jasad organisasi saat ini berada di antara hidup dan mati. Hal ini menjadi catatan besar bagi organisasi mahasiswa di Indonesia tak terkecuali FoSSEI. Dari beragam rencana strategis yang diciptakan, perlu adanya inovasi dan langkah baru yang selalu muncul dengan pemanfaatan kemajuan teknologi dan informasi.
Eksistensi organisasi sangat dibutuhkan di kondisi saat ini. Hal ini dapat diawali dengan perbaikan dan peningkatan sumber daya insani guna terciptanya organisasi yang mapan, profesional, mandiri dan adaptif. Momen ini menjadi peluang sekaligus tantangan besar bagi FoSSEI untuk dapat terus menjaga eksistensinya dan dapat terus melanjutkan estafet kebermanfaatan terhadap mahasiswa maupun masyarakat luas. FoSSEI emas, ekonomi syariah emas, menuju Indonesia emas.
Penulis adalah Farhan Rajal Tuha Rea, Mahasiswa STEI SEBI.