Nadia: Influencer Yang Menjadi Teladan bagi Generasi Muda Muslimah

rm
0


Republikmenulis.com
-- Dalam hiruk pikuk dunia bisnis yang penuh persaingan, jarang kita temui sosok muda yang mampu menyeimbangkan kesuksesan dengan nilai-nilai keimanan. Namun, Nadya Shavira, yang akrab disapa Nadya, hadir sebagai contoh nyata bahwa keberhasilan tidak hanya diukur dari harta, tetapi juga dari seberapa besar manfaat yang bisa ia sebarkan.

 

Sebelum dikenal sebagai miliarder muda di balik Camille Beauty, Nadya memulai perjalanannya dari hal sederhana. Ia lebih dulu dikenal sebagai beauty influencer yang senang berbagi tips kecantikan dan pesan-pesan inspiratif untuk sesama Muslimah. Dalam setiap unggahannya, Nadya selalu menyelipkan nilai-nilai kebaikan—mengajak wanita untuk tampil percaya diri tanpa meninggalkan adab dan kesopanan.

 

Dari semangat itu, lahirlah keinginan besar untuk menghadirkan produk kecantikan yang tidak hanya memperindah wajah, tetapi juga membawa keberkahan. Awalnya, bisnisnya bernama Maksyourneeds, sebuah usaha kecil yang ia jalankan dengan kesungguhan hati. Seiring waktu, ia memutuskan untuk melakukan rebranding menjadi Camille Beauty.

“Nama Camille berasal dari bahasa Prancis yang berarti kuat, mandiri, selalu diberkati, dan penuh semangat. Nama tersebut juga sudah mendapatkan lisensi Hak Kekayaan Intelektual (HAKI),” ujar Nadya.

 

Nama itu rupanya mencerminkan kepribadian sang pendiri. Di balik kesuksesannya, Nadya adalah sosok yang rendah hati dan penuh kasih. Sejak kecil, ia telah diajarkan oleh kedua orang tuanya tentang pentingnya berbagi, walaupun dalam jumlah kecil.


“Bahkan mama papa aku tuh yang selalu ngingetin untuk aku bersedekah walaupun cuma Rp2.000. Jadi setiap Jumat tuh aku selalu di-chat, ‘Dek jangan lupa ya, sedekah dua ribu, kasih ke masjid.’ Sampai sekarang aku selalu ingat pesan itu, dan aku terus lakukan,” tuturnya.


Kebiasaan kecil itu menjelma menjadi prinsip hidup. Kini, meski telah menjadi pengusaha sukses dengan omzet miliaran, Nadya tidak pernah melupakan nilai-nilai itu. Ia gemar bersedekah, memberikan hadiah di setiap acara, dan membantu banyak orang tanpa pamrih.

 

Sering kali, ketika melihat pedagang kecil yang sudah tua atau tampak sepi pembeli, Nadya langsung membeli dagangan mereka atau memberikan uang lebih tanpa ragu. “Aku suka lihat wajah mereka bahagia. Rasanya luar biasa bisa bantu, walau sedikit,” ujarnya tulus.


Sikap dermawan ini menjadi cerminan nyata dari firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 261:


“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)

 

Dari sisi pemikiran ekonomi Islam, tindakan Nadya selaras dengan teori ekonomi keberkahan (barokah economy) — sebuah konsep yang menempatkan niat, kejujuran, dan kebermanfaatan sebagai pondasi utama dalam mencari rezeki. Dalam teori ini, keberhasilan bukan sekadar tentang banyaknya keuntungan, melainkan tentang hadirnya nilai spiritual dalam setiap transaksi. Harta yang dibangun di atas keikhlasan dan kepedulian akan mendatangkan ketenangan serta keberlanjutan yang sesungguhnya.

 

Nadya membuktikan bahwa ketika niat baik dan usaha keras berjalan berdampingan, Allah akan membuka jalan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Kesuksesan Camille Beauty bukan semata hasil kerja keras, tetapi juga buah dari keistiqamahan dalam berbagi.


Kini, Nadya Shavira bukan hanya dikenal sebagai sosok pengusaha sukses, tetapi juga sebagai teladan bagi generasi muda Muslimah yang ingin berjuang tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam. Ia mengajarkan bahwa keindahan sejati tidak hanya terpancar dari riasan wajah, melainkan dari ketulusan hati dalam membantu sesama dan keyakinan bahwa setiap rezeki akan menjadi berkah ketika dibagikan.

 

Kontributor: Siti Padilah, Mahasiswi STIS Al Wafa

Editor: Finantyo Eddy

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)